- Pengertian Kecerdasan Emosi
Menurut Goleman (1999:411), emosi merupakan suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Sejumlah teoritikus mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan besar, beberapa anggota golongan tersebut adalah:
- Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan yang paling hebat adalah tindakan kekerasan dan kebencian patologis.
- Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat.
- Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut; sebagai patologi, fobia dan panic.
- Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas ujungnya, mania.
- Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
- Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana
- Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
- Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.
Menurut Manullang dan Milfayetty (2005), Cerdas emosi adalah kemampuan memahami emosi diri sendiri dan memahami emosi orang lain (empati). Karakter cerdas secara emosional ialah kecepatan dan ketepatan seseorang memahami emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Sifat-sifat yang ditunjukkannya ialah kemampuan mengelola suasana hati dan kemampuan membangun hubungan sinergis dengan orang lain. Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri (Goleman, 1999).
- Ciri-ciri Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman dalam Citra, ciri-ciri kecerdasan emosional ada 5 yaitu:
- 1. Kesadaran diri
Menurut Goleman Kesadaran diri yaitu mengetahui apa yang ia rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri, dan kepercayaan diri yang kuat (Mts Ma’arif Manggung dikutip dari Citra).
Menurut Goleman dalam Citra ciri-ciri orang yang mampu mengukur diri secara akurat adalah:
1) Sadar tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.
2) Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman.
3) Terbuka terhadap umpan balik yang tulus, bersedia menerima perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri sendiri.
4) Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dengan perspektif yang luas dengan pandai menangani kesedihan.
- 2. Pengaturan diri
Menurut Goleman dalam bukunya Kecerdasan Emosional yang dikutip oleh Citra, pengaturan diri adalah pengelolaan impuls dan perasaan yang menekan. Dalam kata Yunani kuno, kemampuan ini disebut sophrosyne, “hati-hati dan cerdas dalam mengatur kehidupan, keseimbangan, dan kebijaksanaan yang terkendali” sebagaimana yang diterjemahkan oleh Page Dubois, seorang pakar bahasa Yunani.
Menurut Goleman, lima kemampuan pengaturan diri yang umumnya dimiliki oleh star performer adalah:
1) Pengendalian Diri
Pengendalian diri adalah mengelola dan menjaga agar emosi dan impuls yang merusak tetap terkendali. Orang-orang yang memiliki kecakapan pengendalian diri ini adalah sebagai berikut :
a) Mengelola dengan baik perasaan-perasaan impulsif dan emosi-emosi yang menekan.
b) Tetap teguh, berpikir positif, dan tidak goyah bahkan dalam situasi yang paling berat.
c) Berpikir dengan jernih dan tetap terfokus kendali dalam tekanan (Goleman, 2002:130-131).
2) Dapat dipercaya dan kehati-hatian yaitu memelihara norma kejujuran dan integritas. Orang dengan kecakapan ini:
a) Bertindak menurut etika dan tidak pernah mempermalukan orang.
b) Membangun kepercayaan lewat keandalan diri dan otentisitas.
c) Mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan tidak etis orang lain.
d) Berpegang kepada prinsip secara teguh bahkan bila akibatnya adalah menjadi tidak disukai.
3) Kehati-hatian, yaitu dapat diandalkan dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban. Orang dengan kecakapan ini:
a) Memenuhi komitmen dan mematuhi janji.
b) Bertanggung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan mereka.
c) Terorganisasi dan cermat dalam bekerja.
4) Adaptabilitas
Adaptabilitas yaitu keluwesan dalam menanggapi perubahan dan tantangan. Orang dengan kecakapan ini:
a) Terampil menangani beragamnya kebutuhan, bergesernya prioritas, dan pesatnya perubahan.
b) Siap mengubah tanggapan dan taktik untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.
c) Luwes dalam memandang situasi.
Orang yang kemampuannya kurang dalam menyesuaikan diri akan dihantui ketakutan, kecemasan, ketidaknyamanan yang mendalam akibat perubahan. Kecakapan lain yang mendukung adaptabilitas adalah rasa percaya diri, khususnya kepastian yang memungkinkan seseorang dengan cepat mengatur tanggapan yang sesuai, dan melepaskan apa saja tanpa pertimbangan terlalu banyak.
5) Inovasi yaitu bersikap terbuka terhadap gagasan-gagasan dan pendekatan-pendekatan baru, serta informasi terkini. Orang dengan kecakapan ini :
a) Selalu mencari gagasan baru dari berbagai sumber.
b) Mendahulukan solusi-solusi yang orisinal pemecahan masalah.
c) Menciptakan gagasan-gagasan baru.
d) Berani mengubah wawasan dan mengambil resiko akibat pemikiran baru mereka (Goleman, 2002:151).
- 3. Motivasi diri
Menurut Goleman yang dikutip oleh Citra, motivasi yaitu menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, membantu untuk mengambil inisiatif untuk bertindak secara efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan atau frustasi.
Pada dasarnya ada empat kemampuan motivasi yang harus dimiliki yaitu:
1) Dorongan prestasi yaitu dorongan untuk meningkatkan atau memenuhi standar keunggulan. Orang dengan kecakapan ini:
a) Berorientasi pada hasil, dengan semangat juang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar.
b) Menciptakan sasaran yang menantang dan berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan.
c) Mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi ketidakpastian dan mencari cara yang lebih baik.
d) Terus belajar untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik.
2) Komitmen, yaitu menyelaraskan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga. Orang dengan kecakapan ini:
a) Siap berkorban demi sasaran lembaga yang lebih penting.
b) Merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih besar.
c) Menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan keputusan dan penjabaran pilihan-pilihan.
d) Aktif mencari peluang guna memenuhi misi kelompok
3) Inisiatif (initiative), yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. Orang dengan kecakapan ini:
a) Siap memanfaatkan peluang.
b) Mengejar sasaran lebih dari yang dipersyaratkan atau diharapkan dari mereka.
c) Berani melanggar batas-batas dan aturan-aturan yang tidak prinsip bila perlu, agar tugas dapat dilaksanakan.
d) Mengajak orang lain melakukan sesuatu yang tidak lazim dan bernuansa petualangan.
4) Optimisme, yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan. Orang dengan kecakapan ini:
a) Tekun dalam mengejar sasaran kendati banyak halangan dan kegagalan.
b) Bekerja dengan harapan untuk sukses bukannya takut gagal.
c) Memandang kegagalan atau kemunduran sebagai situasi yang dapat dikendalikan ketimbang sebagai kekurangan pribadi.
- 4. Empati diri
Menurut Goleman ada lima kemampuan empati, yaitu :
5) Memahami orang lain, yaitu mengindera perasaan-perasaan orang lain, serta mewujudkan minat-minat aktif terhadap kepentingan-kepentingan mereka. Orang dengan kecakapan ini:
a) Memperhatikan isyarat-isyarat emosi dan mendengarkannya dengan baik.
b) Menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap perspektif orang lain.
c) Membantu berdasarkan pemahaman terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.
6) Mengembangkan orang lain yaitu, mengindera kebutuhan orang lain untuk berkembang dan meningkatkan kemampuan mereka. Orang lain dengan kecakapan ini:
a) Mengakui dan menghargai kekuatan, keberhasilan dan perkembangan orang lain.
b) Menawarkan umpan balik yang bermanfaat dan mengidentifikasi kebutuhan orang lain untuk berkembang.
c) Menjadi mentor, memberikan pelatihan pada waktu yang tepat, dan penugasan-penugasan yang menantang serta memaksa dikerahkannya keterampilan seseorang.
7) Orientasi pelayanan yaitu mengantisipasi, mengakui, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Orang yang memiliki kecakapan ini:
a) Memenuhi kebutuhan pelanggan dan menyesuaikan semua itu dengan pelayanan atau produksi yang tersedia.
b) Dengan senang hati menawarkan bantuan yang sesuai.
c) Mencari berbagai cara untuk meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan.
d) Menghayati perspektif pelanggan, bertindak sebagai penasehat yang dipercaya.
8) Memanfaatkan keragaman yaitu menumbuhkan kesempatan (peluang) melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang. Orang dengan kecakapan ini:
a) Hormat dan mau dengan orang-orang dari berbagai macam latar belakang.
b) Memahami beragamnya pandangan dan peka terhadap perbedaan antar kelompok.
c) Memandang keberagaman sebagai peluang menciptakan lingkungan yang memungkinkan semua orang sama-sama maju kendati berbeda-beda.
d) Berani menentang sikap membeda-bedakan dan intoleransi.
9) Kesadaran politik yaitu mampu membaca kecenderungan sosial dan politik yang sedang berkembang. Orang dengan kecakapan ini:
a) Membaca dengan cermat hubungan kekuasaan yang paling tinggi
b) Mengenal dengan baik semua jaringan sosial yang penting.
c) Memahami kekuatan-kekuatan yang membentuk pandangan-pandangan serta tindakan-tindakan klien, pelanggan, atau pesaing.
d) Membaca dengan cermat realitas lembaga maupun realitas di luar.
- 5. Keterampilan sosial
Keterampilan sosial (social skills), adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan untuk bekerjasama dalam tim.
Secara lebih luas, Goleman menjelaskan bahwa keterampilan sosial, yang makna intinya adalah seni menangani emosi orang lain, merupakan dasar bagi beberapa kecakapan :
1) Pengaruh yaitu terampil menggunakan perangkat persuasi secara efektif. Orang dengan kecakapan ini:
a) Terampil dalam persuasi.
b) Menyesuaikan prestasi untuk menarik hati pendengar.
c) Menggunakan strategi yang rumit seperti memberi pengaruh tidak langsung untuk membangun konsensus dan dukungan.
d) Memadukan dan menyelaraskan peristiwa-peristiwa dramatis agar menghasilkan sesuatu yang efektif.
2) Komunikasi, yaitu mendengarkan serta terbuka dan mengirimkan pesan serta meyakinkan. Orang dengan kecakapan ini:
a) Efektif dalam memberi dan menerima, menyertakan isyarat emosi dalam pesan-pesan.
b) Menghadapi masalah-masalah sulit tanpa ditunda.
c) Mendengarkan dengan baik, berusaha untuk saling memahami, dan bersedia berbagi informasi secara utuh.
d) Menggalakkan komunikasi terbuka dan tetap bersedia menerima kabar buruk sebagai kabar baik.
3) Manajemen konflik, yaitu merundingkan dan menyelesaikan ketidaksepakatan. Orang dengan kecakapan ini:
a) Menangani orang-orang sulit dan situasi tegang dengan diplomasi dan taktik.
b) Mengidentifikasi hal-hal yang berpotensi menjadi konflik, menyelesaikan perbedaan pendapat secara terbuka, dan membantu mendinginkan situasi.
c) Menganjurkan debat dan diskusi secara terbuka.
d) Mengantar ke solusi menang-menang.
4) Kepemimpinan, yaitu mengilhami dan membimbing individu atau kelompok. Orang dengan kecakapan:
a) Mengartikulasikan (kata-kata jelas) dan membangkitkan semangat untuk meraih visi serta misi bersama.
b) Melangkah di depan untuk memimpin bila diperlukan, tidak peduli sedang di mana.
c) Memadu kinerja orang lain namun tetap memberikan tanggung jawab kepada mereka.
d) Memimpin kuat teladan.
5) Katalisator perubahan, yaitu mengawali atau mengelola perubahan. Orang dengan kecakapan ini:
a) Menyadari perlunya perubahan dan dihilangkannya hambatan.
b) Menantang status quo untuk mengatakan perlunya perubahan.
c) Menjadi pelopor perubahan dan mengajak orang lain ke dalam perjuangan itu.
d) Membuat model perubahan seperti yang diharapkan oleh orang lain.
6) Membangun hubungan, yaitu menumbuhkan hubungan yang bermanfaat. Orang dengan kecakapan ini:
a) Menumbuhkan dan memelihara jaringan tidak formal yang meluas.
b) Mencari hubungan-hubungan yang saling menguntungkan.
c) Membangun dan memelihara persahabatan pribadi di antara sesama mitra kerja.
7) Kolaborasi dan kooperasi, yaitu kerja sama dengan orang lain demi tujuan bersama.
a) Menyeimbangkan pemusatan perhatian kepada tugas dengan perhatian kepada hubungan.
b) Kolaborasi berbagai rencana, informasi, dan sumber daya.
c) Mempromosikan iklim kerja sama yang bersahabat.
d) Mendeteksi dan menumbuhkan peluang-peluang untuk kolaborasi.
8) Kemampuan tim, yaitu menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama. Orang dengan kecakapan ini:
a) Menjadi teladan dalam kualitas tim seperti memberikan perhatian, kesediaan membantu orang lain, dan kooperasi.
b) Mendorong setiap anggota tim berpartisipasi secara aktif dan penuh antusiasme.
c) Membangun identitas tim, semangat kebersamaan dan komitmen.
- Indikator Keterampilan EI
Indikator keterampilan kecerdasan emosi (EI) diantaranya:
Mengenali emosi diri
Kesadaran diri dan mengenali perasaan sewaktu-waktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu-ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Ketidakmampuan kita berada untuk mencermati perasaan kita, membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan.
Mengenali emosi diri (Kesadaran diri emosional) dapat berpengaruh terhadap diri pribadi. Diantaranya:
- Perbaikan dalam mengenali dan merasakan emosinya sendiri.
- Lebih mampu memahami penyebab perasaan yang timbul
- Mengenali perbedaan perasaan dengan tindakan
Mengelola emosi
Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Orang-orang yang buruk kemampuannya dalam keterampilan ini akan terus-menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupan.
Keterampilan mengelola emosi dapat berpengaruh terhadap diri pribadi yaitu:
- Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi dan pengelolaan amarah
- Berkurangnya ejekan verbal, perkelahian, dan gangguan di rang kelas
- Lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat, tanpa berkelahi
- Berkurangnya larangan masuk sementara dan skorsing
- Berkurangnya perilaku agresif atau merusak diri sendiri
- Perasaan yang lebih positif tentang diri sendiri, sekolah, dan keluarga
- Lebih baik dalam menangani ketegangan jiwa
- Berkurangnya kesepian dan kecemasan dalam pergaulan
Memotivasi diri sendiri
Kendali diri emosional, menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati merupakan landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Serta, mampu menyesuaikan diri dalam “flow” (mengalir) memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang data memotivasi diri sendiri cenderung lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
Memanfaatkan emosi secara produktif dapat menciptakan individu yang:
- Lebih bertanggung jawab
- Lebih mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan dan menaruh perhatian
- Kurang impulsif, lebih menguasai diri
- Nilai pada tes-tes prestasi meningkat
Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang lain, dapat juga dikatakan dengan istilah “empati”. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.
Dengan empati, individu dapat:
- Lebih mampu menerima sudut pandang orang lain
- Memperbaiki empati dan kepekaan terhadap perasaan orang lain
- Lebih baik dalam mendengarkan orang lain
Membina hubungan
Membina hubungan merupakan keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antarpribadi. Mereka akan sukses di bidang apa pun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain. Karena mereka adalah bintang-bintang pergaulan.
Membina hubungan dapat:
- Meningkatkan kemampuan menganalisis dan memahami hubungan
- Lebih baik dalam menyelesaikan pertikaian dan merundingkan persengketaan
- Lebih baik dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan
- Lebih tegas dan terampil dalam berkomunikasi
- Lebih popular dan mudah bergaul; bersahabat dan terlibat dengan teman sebaya
- Lebih menaruh perhatian dan bertenggang rasa
- Lebih memikirkan kepentingan sosial dan selaras dalam kelompok
- Lebih suka berbagi rasa, bekerjasama, dan suka menolong
- Lebih demokratis dalam bergaul dengan orang lain.
Keterampilan emosional memperbaiki nilai prestasi akademis dan kinerja sekolah anak. Di masa-masa begiti banyak anak yang tak mampu menangani kemurungan mereka, untuk mendengarkan atau memusatkan perhatian, untuk mengendalikan dorongan hati, untuk merasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan mereka, atau menaru perhatian pada pelajaran, apa saja yang bisa mendukung keterampilan ini akan membantu pendidikan mereka.
- Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosi dalam Belajar
Pola pikir integralistik atau asosiatif berbasis EI; kemampuan menyadari diri sendiri dan memotivasi diri sendiri, empati, sadar dan peduli terhadap orang lain, keberanian menentukan sikap, artistik, dan terampil berkomunikasi.
Orang-orang yang memiliki kecerdasan emosi yang baik (EI) akan dapat mengendalikan dirinya ketika ada rasa amarah langkah-langkah yang diambilnya adalah: mengambil nafas dalam-dalam kemudian menghitung sampai sepuluh. Selanjutnya mempertimbangkan segala pilihan yang mungkin. Kemudian menetapkan pilihan yang paling tepat dan paling baik.
Esensi pendidikan EI adalah menumbuhkan taste for learning to be (kesadaran belajar untuk membangun peta mental diri yang baik dan jujur). Emosi diibaratkan sebagai bahan bakar mobil. Jika bahan bakar bagus digunakan untuk mobil yang bagus, dapat dipastikan mobil akan berfungsi dengan prima. Namun bahan bakar yang sudah tercampur dengan air digunakan untuk mobil yang bagus, dapat dipastikan bahwa tidak akan lama mobilnya akan mogok.
Begitu pula dengan penerapan kecerdasan emosional dalam belajar. Kita harus senantiasa menyadari emosi, mengelola emosi, memanfaatkan emosi (memotivasi diri), berempati, dan membina hubungan dengan orang lain. kelima hal tersebut akan membuat kita sukses dalam belajar. Tujuan pembelajaran yang ingin kita capai dapat terwujud. Ketika kita sudah mulai merasa ada emosi yang mengganggu konsentrasi belajar, mualailah untuk mencoba memahami, mengelola, dan mengalihkan emosi tersebut sehingga kita dapat berkonsentrasi dan memotivsai diri kita masing-masing untuk tetap belajar dan membuat belajar kita menjadi sukses.
Sumber:
Citra, Nurmalita. (2013). Kecerdasan Emosi dari Pandangan Daniel Goleman. Diunduh pada 9 Oktober 2013 pukul 10.58 dari (http://aricitraworld.blogspot.com/2013/05/kecerdasan-emosi-dari-pandangan-daniel.html)
Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Manullang dan Milfayetty. 2005. Perspektif Ilmu Pendidikan Membentuk Kepribadian Esensi Pendidikan IQ-EQ-SQ. Medan: Yayasan Refleksi Pendidikan.